Friday, January 29, 2010

Negri Berjuta Awan, Sebuah episode persahabatan

Tik Tok Tik Tok… ternyata bunyi berjalannya jarum detik itu belum berubah ya (sambil memperhatikan jam)… tak terasa waktu itu tiba. Hari yang spesial untuk orang spesial. (^^’)…senangnyaaa… kadatangan tamu (ups terlalu resmi) bagaimana kalau disebut sahabat? Hmm…tapi sepertinya kata “saudara” lebih cocok deh (hehe…terserah aja deh, yang penting enak di hati). Yups saudaraku datang berkunjung dari Batam (tempat yang belum pernah kupijak) Subhanallah… kau tahu bagaimana kita saling mengenal?

(llllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllll 50%lloading) no progress...

hmm okelah kalau begitu karena ga ada yang jawab aku jawab sendiri aja (^^)… pertemuan yang tak disangka tak diduga, kusangka kami hanya akan menjadi teman dunia Maya, melalui situs jejaring sosial Muxlim, yang berawal dari kenarsisan diluar kewajaran yang diorganisir sama Nelis untuk ngacak2 Muxlim, dengan bahasa Indonesia, terkadang bahasa Sunda, yang bikin para Bule (sebutan untuk orang asing meskipun tak dipungkiri banyak juga yang berkulit gelap hehe…^^) kebingungan dan protes “Hey what are you talking about? English please” hahaha…maaf pak darah kompeni kami sudah angkat kaki bersama hengkangnya Belanda dari Negara tercinta (ga nyambung kayanya, bilang aja Englishnya belum kafah ^^'v xixixi...), 





yo kemudian silaturahmi berlanjut ke FB, dan YM tentunya (^^’) memudahkan kami untuk saling berdiskusi, belajar, atau sekedar menyapa dan memberi tausiyah. Ternyata rasa cinta karena Allah itu begitu besar, untuk menguatkan azam saudaraku itu untuk memberanikan diri berkelana ke Bandung, tempat yang juga belum pernah ia kunjungi, hanya untuk mengunjungiku dan seorang saudaraku, Nelis (hehe maaf agak GR dikit sodara2 ^^). Yup kami bertiga menjadi sahabat dekat.


Hari itu tiba,…deg deg deg… Hayah, kenapa jadi Thomas Grogi gini? Bingung uy, akhwat ini nanti mau diapain ya? Mau dikerjain kesian, mau diajak bersih2 kosan…kayanya dia udah biasa hehe (^^’) (bcanda Na). Akhirnya diputuskan untuk mengajaknya ke Garut, tempat kelahiran Nelis. Hahaha… bersiaplah saudariku kau akan kami buat terpaku (sakit kali ya…terpalu aja gimana? hhe ^^), yup terpaku dengan keindahan hijaunya hamparan gunung dan bukit, air terjun yang tak pernah kau jumpai di Batam (Sotoy banget yak?) yah ngaku deh, intinya mah kita ga punya ide lain.

Hari senin sekitar jam 11.00 aku n Nelis berangkat ke Cipaganti Travel di MTC Bandung. Heee…? (@.@)...Ternyata kami nyasar sodara2 (Ini salah satu alasan tak terfikir untuk mengajak Lina keliling2 Bandung, karena tingkat ukhuwah kami pun belum sampe tafahum sama Bandung ). Untung waktu SD diajarin peribahasa “Malu bertanya sesat di ujian, eh salah, itu mah waktu jaman jahiliyah. Sesat di jalan maksudnya”. Akhirnya kami bertanya sama yang hobinya membariskan motor2 “oh MTC deket neng, setelah pom bensin belok kiri aja atau naik angkot sebentar ”. OK pak, Hoo…naik angkot? No way! jalan aja ah, sehat, lagian kan deket. Kemuidian kami berjalan penuh semangat…(^o^)/ masih semangat…(^o^), sedikit semangat…(^o^'), semangat semakin berkurang bersama tetesan2 peluh (^^;)... Dan akhirnya aku n Nelis saling memandang dan baru inget sesuatu “Deketnya orang Sundaaaaa ituu” Hahahaha (kurasa Nelis pun saat itu lupa kalau dia sendiri orang sunda hihihi), lumayan lah tawa kami membuat jalan sekitar Metro nambah rame. Tapi senang…(^^). Hoho…pelajaran pertama: Jangan mudah percaya ketika orang sunda mengatakan dekat (*terutama penduduk lama apalagi di daerah agak ke dalam dan masih asri) . Karena itu hanya sekedar harapan yan g mengubah tawa menjadi tangis hiks hiks…

Plang Cipaganti Oooh Cipaganti, akhirnya kami menemukanmu. (sambil melirik jam) haaaayyah telat !!! kesan pertama yang buruk, berjalan cepat berharap Lina belum berakar hehe (^^). Di depan kantor travel kami melihat seseorang berperawakan akhwat. Itu bukan yaa… maklum lah kami hampir belum pernah melihatnya (berarti udah kan). “Assalamualaikum, Naa…” sikap kami yang berusaha dicairkan malah membuat terlihat kaku yang tak wajar. Rencana2 yang disiapkan mau ngomong apa selama di perjalanan tiba2 menghilang dari memori otak. Seolah2 berada di folder hiden. Salting in or salting out, but everything is OK…InsyaAllah (^-^)b. Semalam kami menginap di kosan Azzahra.

Keesokan harinya kami bersiap dan berangkat ke Garut ba’da zuhur. Ada seorang personil baru anggota Tiga Diva kosan azzahra, Dini. Hehe lumayan ada yang bisa dijadikan OP hehe…(^^) (haduh maaf ya Din, kalo suka ngecengin. Sepertinya selama bercanda dosamu tersedot olehku n Nelis) . Siang itu kami berangkt berempat. Subhanallah, bukan kali pertamanya aku menikmati perjalanan ke kota itu. Tapi tetap saja, lukisan itu begitu sempurna. Tak mengurangi sedikitpun kekagumanku padaNya. Sekitar 1,5 jam perjalanan dari Jatinangor akhirnya kami tiba di Garut, dinginnya udara mulai terasa. Wah ternyata hujan deras pun menyambut kedatangan kami. Alhamdulillah jaket cukup melindungi dari ramahnya udara dingin dan meriahnya sambutan hujan… kabarnya memang beberapa hari terakhir hujan di Garut tak kunjung berhenti, dari pagi hingga menjelang malam. Subhanallah, ya Allah jadikanlah hujan ini hujan yng bermanfaat. Sepertinya kalaupun esok kondisinya sama, rencana untuk bertualang ke Curug Orok harus diganti dengan serial Full House.

Hari berganti sejak malam udara semakin dingin, paginya di halaman rumah yang hijau, aku dan Dini sengaja bercakap-cakap dengan sebisa mungkin mengeluarkan udara dalam mulut “Dhini apha khabhar” tau kenapa? Yuhuu…karena dari mulut kami keluar kabut seperti di pelem-pelem Korea Hihihi…(alay tahun berapa nih Din?). Hangatnya pagi makin sempurna dengan hangatnya bala-bala, tempe mendoan, gehu, dan lontong yang dubuat sendiri sejak pagi oleh ibunya Nelis (di setiap tempat sosok ibu memang nomor wahid, maaf ya buu kita dah ngerepotin). Mantaaaap Alhamdulillah. 

Subhanallah… hari yang spesial untuk orang2 spesial. Ternyata Allah menurunkan hujan panjang selama beberapa hari kemarin untuk mempersiapkan hari ini (kalo GR sama Allah gpp kan ya? Soalnya kan Allah sesuai prasangka hambaNya. Betul…betul…betul?...(^^)b). Yup mentari kali ini benar2 tersenyum sangat ramah, menmuncakkan semangat kami untuk segera berangkat sesuai rencana. Dengan mengendarai 2 motor kami berjalan menuju Curug Orok. Dan lagi-lagi aku semakin tetpaku dengan pemandangannya yang luar biasa indah. Hon hon…banguun harus tetep konsentrasi, karena jurang2 dan jalan berkelok mengintai. Untungnya jalan pagi itu tak terlalu ramai.


Negri berjuta awan, bukan, ini bukan cerita tentang film doraemon, tapi petualangan ke negri yang baru kali ini aku melihat 80% pemandangan di depan mata dikuasai olah awan yang menggulung tebal, seperti hamparan kapas ternyaman, cerah, menyemburatkan cahaya matahari yang sedikit malu, membuat awan itu seolah menyala unik, seperti mengajak setiap yang melihatnya untuk menjejakkan kaki di sana, meskipun siapapun tahu itu takkan bisa. masyaAllah…anak-anak awan itu pun mengajak kami bermain. Bayangannya yang berada tepat mengiringi kami seolah mengajak berkejaran. Dan anehnya kami tergoda untuk mengejarnya, dan Berhasil! (^o^)/ motor kami berhasil membalapnya. Sugoi! Aku beru teringat impian masa kecil, saat ustadz Arif guru bahasa inggrisku di Mts menceritakan pengalamannya menggenggam awan, yang hingga sekarangpun aku merasa aku pasti bisa mewujudkannya. Sebuah mimpi sederhana… mendaki ke puncak tertinggi untuk menggenggam awan.



Roda motor kian melaju menelusuri jalan berkelok tajam, mendaki, dan menurun. Tak peduli wajah yang terbedaki debu, punggung telapak tangan akan belang. Yang terpenting hati ini lapang dari sempitnya dinding keruh sinisnya kehidupan yang tak kekal namun herannya orang2 berbondong2 mengejarnya. Perluas ruang hati, tata kembali ujian yang Allah titipkan untuk kemudian bisa disusun satu per satu untuk bisa kunaiki.

Di sela perjalanan dan tiap kudapati fokus mata ini menangkap sinyal kekaguman, kami tak melewatkan kesempatan untuk bernarsis ria dalam kamera digital, berfoto membanggakan indahnya ciptaan Allah, dikelilingi kebun teh. Inginnya kurekam semua dan kulihat kembali dalam frame memoriku, ya semuanya jauh lebih indah. Terima kasih ya Allah atas optik yang tak terkalahkan dengan kamera secanggih apapun. Sungguh merugi bagi siapa yang masuk ke nerakaNya karena mengkufuri nikmatNya. Aku baru mengerti mengapa Allah menggantikan surga atas keikhlasan seseorang yang tak dikaruniai nikmat ini.

"Apabila hambaku di uji dengan (kehilangan) kedua kekasihnya (dua mata) kemudian dia mampu bersabar, maka pengganti dari keduanya adalah surga.(HR Bukhari)"


Alhamdulillah… kami tiba di Curug Orok… Tak sabar kami menapaki jalan mendekati air terjun. Dan subhanallah… kekaguman memuncak dan hampir menitikkan air mata (biarin kalo orang bilang aku lebay, asal jangan daging lebay, alias kutil mutasi skala kecil hehe ^^). Beruntungnya pengunjung saat itu hanya kami berempat, jadi kami bebas menapakkan kaki di dinginnya air, bebas berekspresi sambil foto-foto (ga bakalan lupa sama yang beginian), sekalian curhat sambil memejamkan mata (ahaha… gaya alay tahun berapa din?).



Sejenak berfikir untuk balajar dari air terjun, besar dan derasnya air terjun bukan serta merta ada, tapi ia adalah muara air dari berbagai pelosok yang membuatnya kotor, bahkan tercemar. Ia harus melewati jalan berkelok, melewati penyaringan akar2 yang kerap kali menahan laju alirannya, berbenturan dengan kerasnya bebatuan, tapi kau tau, akar itu membuatnya semakin jernih, benturan batu itu membuatnya semakin kuat untuk bergerak, dan pada ujung muaranya terkadang air itu harus menuruni terjal dan curamnya tebing, jauh, bahkan terkadang dia bertanya, kapan tebing ini selesai kulalui, dimana kutemukan dasarnya. Bahkan saat arus itu semakin dasyat menuruni tebing. Ya, hanya kesabaran dan keyakinan pada janji Allah yang mampu menjawabnya. Hingga akhirnya ia mengerti dan menemukan hempasan kuat dasar bebatuan yang merefleksikan kekuatan yang selama ini tak sadar Ia membuatmu menjadi semakin kuat. Menjadi pribadi kebanggaan Allah, qudwah ummat, menghasilkan buih-buih dan aerosol air yang menyejukkan orang yang mendekatinya, tanpa mereka pinta. Istiqomahlah, mereka akan mendekat, karena tak ada tempat yang ternyaman untuk kembali, kecuali padaNya. Satu hal yang akan kupercaya sepanjang hiupku… Aku percaya pada janjiNya…



Allahu Robbi…jagalah aku dan saudara-saudaraku, baik saat sendiri terseok-seok di aliran sungai, maupun saat kami bersama melalui jalan panjang tebing itu, karena Kau pasti memberikan kekuatan yang jauh lebih besar.

Perjalanan kami berlanjut ke Masjid Agung Garut dan ke pasar buat yang mau beli oleh2, dan kembali dengan menggunakan delman...dan kemudian kembali ke rumah diiringi dengan hujan rintik2 yang sejak pagi menahan kerinduannya pada bumi. Subhanallah Hari yang istimewa. Terima kasih Allah...terima kasih sahabat-sahabatku atas ukhuwah karena ikatan cinta padaNya. Love u cz Allah...uhibbukunna fillah.


_sepenggal kisah istimewa yang kami alami minggu ini,,, reported by athiyah farhaniy_

Monday, January 25, 2010

edisi AYA dan SATRIA

 setelah sebelumnya ngomongin anak-anak kucing yang ilang, sebenernya sekarang di kosan ada dua kucing dewasa, jantan dua-duanya, namanya AYA dan SATRIA dua kucing dengan  warna yang hampir sama tapi beda umur,, Satria lebih tua dari AYA, tapi yang  lebih dulu menjadi penghuni kosan AYA, dia sejak masih kecil dah jadi bagian dari kosan ku, Azzahra,,,


Ada cerita lucu dibalik penamaan dua kucing itu, konon jaman itu anak2 kosan lagi gandrung dengan satu sinetron yang nama tokohnya AYA dan Staria, alhasil kuicng-kucing itu kami namai AYA dan SATRIA dengan perkiraan bahwa salah satu kucing itu adalah betina, karena mukanya begitu manis kaya kucing cewek, berbeda dengan satria yang dari mukannya dah terlihat macho,,tapi beberapa bulan kemudian terungkaplah bahwa AYA adalah kucing jantan,,  doweeeeeeeng
Tapi apa boleh buat dah terbiasa manggil  AYA ya sudah, sampai sekarang itulah nama kuicng itu,, terima aja ya YA,, heuheuehu

Sikap aya dan satria cukup jauh berbeda, satria lebih garang, cenderung lebih galak, dan gak sopan, sering nongkrongin kita lagi makan, bikin sebel kadang-kadang dan baunya minta ampun,,, huuuh,, mungkin gara2 badan nya besar, jadi sedikit kesulitan buat mandi, susah terjangkau,,,


SATRIA *garangnya tu muka

AYA lebih kecil, bulunya lebih cerah, lebih bersih, lebih sopan, manis, dan g a galak,, itulah sebabnya kadang  terjadi diskriminasi sama SATRIA, jadi kalo ada sisa makanan, anak2 lebih sering ngasih buat aya, meskipun  pada akhirnya satria tetap mendapat jatah dengan mengandalkan kekuatan fisiknya, *aya takut hehehe


manisnya AYA,,,


Sudah  lebih dari dua tahun kedua kucing  menjadi bagian dari tiap episode kehidupan kita di AZZAHRA, malah mungkin mereka mempunyai episode khusus,sampai-sampai jadi bahan diskusi anak2 pas lagi makan bareng *hahha ga ada yg lain apa yak?

 ,, yups, itulah episode kisah cinta mereka,, ^.~

AYA dan SATRIA dua kucing yang cukup akur,  bahkan mungkin akrab,  sampai suatu ketika datanglah seekor kucing betina, yang menurut kami “manusia” itu kucing apanya yang bagus,, warnanya 3, tapi ba beraturan,,, coreng bagian muka, ga terlihat lucunya,,, tapi kucing betina itulah menjadi sumber masalah.

sang kucing betina

Mereka berdua menjadi saling bersaing, mendapatkan sang pujaan hati, hampir tiap hari kami mendengar auman para kucing beradu, saling menunjukan kemampuan, heuuuuh berisiiiiiiks,,,
dan sampai akhirnya persaingan dimenangkan oleh kucing yang lebih kuat, tiada lain dialah SATRIA sang pejantan tangguh,, hahaha  (iya lah, badannya satria lebih gede kemana mana dibanding AYA),
kucing betina itu hamil, melahirkan 4 anak kucing yang lucu-lucu, merekalah yang ku sebut “kucing pecicilan” yang sekarang entah kemana.


anak-anak nya satria
 *sebenernya ada 1 kucing yg warnanya sama sama bapaknya tapi ilang T.T

Hmmm itulah selintas cerita tentang dua makhluk itu,, AYA dan SATRIA,,, sampai kapankah mereka akan menjadi bagian tiap episode kehidupan para penghuni azzahra ini yak???? *lagi mikir mode on







Saturday, January 23, 2010

love cat





Sabtu sore dengan hujan rintik-rintik setelah sebelumnya hujan yag cukup deras mendera,,, tiba-tiba teringat kucing,,, ku buka web para pecinta kucing,,

hmmm jadi kangen sama kucing-kucing pecicilan yg sempat ku rawat beberapa lama dikosan, sebelum mereka tiba-tiba menghilang ato dihilangkan dari kosan, mengingat ada beberapa penghuni yang takut, sempat memaksakan dipelihara, tapi protes bertubi-tubi datang dan dengan terpaksa, ku relakan mereka menghilang dari pandangan,, huhuhu sedih,,,



Ku begitu suka dengan hewan itu ,,,kucing,,,,

Senang rasanya melihat mata bundar mereka, bulunya yang lembut, manjanya mereka ingin di elus, seolah kita begitu berarti buat mereka, *padahal biar di kasih makan, hehehe




Palagi, kalo ingat ada satu sahabat Rosul yang juga sangat sayang kucing, sehingga di juluki bapak kucing yaitu Abu Hurairah r.a, aku makin ingin memelihara kucing,,,



Suatu saat nanti, bila ku sudah punya rumah sendiri *biar ga ada yg protes,,, ku akan merawat satu atau dua ekor kucing,,,, hmmm smoga ga ada yang protes lagi,,,

Sunday, January 3, 2010

bidadari surga itu,,




bismillah,,,
akhirnya posting juga disini, setelah sekian lama ngendep ga nemu ide, ku buka blog ku ini, eh ternyata blog ku dah ada pengikut nya,, hahahaha senangnyaaaah my firts follower makasih yaaa, meskipun kau ternyata sohibku sendiri,lumayan daripada lumanyun,,,,

sebenernya ku mau ikut ngere-post note temen yang sungguh memberikan inspirasi buat kita, dan sangat layak di baca banyak orang, memberikan semangat menhadapi hidup, mengingat kembali hakikat hidup, dan meanmbah kecintaan kita pada Rabb semesta alam,,,
cerita berikut mengenai kisah seorang akhwat luar biasa,,,

Namanya "Aini". begitu ummi biasa memanggilnya. Salah satu "adik " terbaik yang pernah ummi miliki, yang pernah ummi temui dan alhamdulillah Allah pertemukan ummi dengannya.

Seharusnya 28 Januari lalu genap ia menginjak usia 37 tahun. Beberapa tahun bersamanya, banyak contoh yang bisa ummi ambil darinya. Kedewasaan sikap, keshabaran, keistiqomahan, dan pengabdian yang luar biasa meretas jalan da'wah ini. Seorang muharrik da'wah yang tangguh dan tak pernah menyerah. Sosok yang tidak pernah mengeluh, tidak pernah putus asa dan memiliki husnuzh zhon yang teramat tinggi kepada Allah. Dan dia adalah salah satu amanah ummi terberat, ketika memang harusnya ia sudah memasuki sebuah jenjang pernikahan.

Ketika beberapa akhwat lain yang lebih muda usianya melenggang dengan mudahnya menuju jenjang tersebut, maka 'Aini Allah taqdirkan harus terus meretas keshabaran. Beberapa kali ummi berikhtiar membantunya menemukan ikhwan shalih, tetapi ketika sudah memulai setengah perjalanan proses..Allah pun berkehendak lain. Namun begitu, tidak pernah ada protes yang keluar dari lisannya, tidak juga ada keluh kesah, atau bahkan mempertanyakan kenapa sang ikhwan begitu "lemahnya" hingga tidak mampu menerjang berbagai penghalang? Atau ketika masalah fisik, suku, serta terlebih usia yang selalu menjadi kendala utama seorang ikhwan mengundurkan diri, 'Aini pun tidak pernah mempertanyakan atau memprotes "kenapa ikhwan sekarang seperti ini?"

Tidak ada gurat sesal, kecewa, atau sedih pada raut muka ataupun tutur katanya. Kepasrahan dan keyakinan terhadap kehendak Allah begitu indah terlukis dalam dirinya.



Hingga, akhirnya seorang ikhwan shalih yang dengan kebaikan akhlak serta ilmunya, datang dan berkenan untuk menjadikannya seorang pendamping. Tidak ada luapan euphoria kebahagiaan yang ia tampakkan selain ucapan singkat yang penuh makna "Alhamdulillah.. jazakillah ummi sudah membantu... mohon do'a agar diridhai Allah."

Alhamdulillah, Allah mudahkan proses ta'arauf serta khitbah mereka, tanpa ada kendala apapun seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Padahal ikhwan shalih yang Allah pilihkan tersebut berusia 10 tahun lebih muda dari usianya.

Berkomitmen pada sunnah Rasulullah untuk menyegerakan sebuah pernikahan, maka rencana akad pun direncanakan 1 bulan kemudian, bertepatan dengan selesainya adik sang ikhwan menyelesaikan studi di negeri Mesir.

Namun, Allah lah Maha Sebaik-baik Pembuat keputusan..

Dua minggu menjelang hari pernikahan, sebuah kabar duka pun datang. Usai 'Aini mengisi sebuah ta'lim, motor yang dikendarainya terserempet sebuah mobil, dan menabrak kontainer di depannya. 'Aini shalihah pun harus meregang nyawa di ruang ICU. Dua hari setelah peristiwa itu, rumah sakit yang menanganinya pun menyatakan menyerah. Tidak sanggup berbuat banyak karena kondisinya yang begitu parah.

Hanya iringan dzikir disela-sela isak tangis kami yang berada disana. Semua keluarga 'Aini juga sang ikhwan pun sudah berkumpul. Mencoba menata hati bersama untuk pasrah dan bersiap menerima apapun ketentuanNya. Kami hanya terus berdo'a agar Allah berikan yang terbaik dan terindah untuknya. Hingga sesaat, Allah mengijinkan 'Aini tersadar dan menggerakkan jemarinya. Rabb.. sebait harapan pun kembali kami rajut agar Allah berkenan memberikan kesembuhan, walau harapan itu terus menipis seiring kondisinya yang semakin melemah. Hingga kemudian sang ikhwan pun mengajukan sebuah permintaan kepada keluarga 'Aini.

"Ijinkan saya untuk membantunya menggenapkan setengah Dien ini. Jika Allah berkehendak memanggilnya, maka ia datang menghadap Allah dalam keadaan sudah melaksanakan sunnah Rasulullah..."

Permintaan yang membuat kami semua tertegun. Yakinkah dia dengan keputusannya?
Dalam kedaaan demikian, akhirnya dua keluarga besar itupun sepakat memenuhi permintaan sang ikhwan.

Sang bunda pun membisikkan rencana tersebut di telinga 'Aini. Dan baru kali itulah ummi melihat aliran airmata mengalir dari sepasang mata jernihnya.

Tepat pukul 16.00, dihadiri seorang penghulu, orangtua dari dua pihak, serta beberapa sahabat dan dokter serta perawat... pernikahan yang penuh tangis duka itupun dilaksanakan. Tidak seperti pernikahan lazimnya yang diiringi tangis kebahagiaan, maka pernikahan tersebut penuh dengan rasa yang sangat sulit terlukiskan. Khidmat, sepi namun penuh isakan tangis kesedihan.

Tepat setelah ijab kabul terucap... sang ikhwan pun mencium kening 'Aini serta membacakan do'a di atas kain perban putih yang sudah berganti warna menjadi merah penuh darah yang menutupi hampir seluruh kepala A'ini. Lirih, kami pun masih mendengar 'Aini berucap, "Tolong ikhlaskan saya....."

Hanya lima menit. Ya.. hanya lima menit setelah ijab kabul itu. Tangisan pun memecah ruangan yang tadinya senyap menahan sesak dan airmata. Akhirnya Allah menjemputnya dalam keadaan tenang dan senyum indah.

Dia telah menjemput seorang bidadari...

Sungguh indah karunia dan janji yang telah Allah berikan padanya...

Dia memang hanya pantas untuk para mujahidNya di Jannah al firdausi....

Dan sang ikhwan pun melepas dengan penuh sukacita dengan iringan tetes airmata yang tidak kuasa ditahannya.. .

"Saya telah menikahi seorang bidadari.. nikmat mana lagi yang saya dustakan..."

Begitulah sang ikhwan shalih mengutip ayat Ar RahmanNya...

Ya Rabb.. Engkau sebaik-baik pembuat skenario kehidupan hambaMu.., maka jadikanlah kami senantiasa dapat memngambil hikmah dari setiap episode kehidupan yang Engkau berikan...

Selamat jalan adikku sayang ... engkau memang bidadari surga yang Allah tidak berkenan seorang ikhwan pun di dunia ini yang bisa mendampingi kehidupanmu kecuali para ikhwan shalih yang berkhidmat di jalan da'wah dengan ikhlas, tawadhu dan siap berjihad di jalanNya dan kelak menutup mata sebagai seorang syuhada...."
Selamat jalan 'Aini.. semoga Allah memberimu tempat terindah di surgaNya....

subhanallah,, mbak aini, nampak bidadari surga pun akan cemburu padamu,,,